La Nina dan Angin Monsun Asia, Picu Curah Hujan Tinggi di Gorontalo

NUSANTARA1.ID – Wilayah Gorontalo saat ini sedang menghadapi puncak musim hujan dengan curah hujan yang terus meningkat. 

Fenomena cuaca ini dipengaruhi oleh dua faktor atmosfer utama, yakni La Nina dan angin Monsun Asia, yang membawa kelembaban tinggi dan massa udara basah. 

Terinformasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melalui staf Stasiun Klimatologi Gorontalo, Muhammad Yandar Saputra, bahwa La Nina, fenomena yang terjadi dengan ditandai dengan turunnya keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di wilayah Samudra Pasifik tropis) diperkirakan akan berlangsung  hingga beberapa bulan mendatang.

Bacaan Lainnya

“La Nina sendiri diprediksi akan berlangsung sampai Mei 2025 nanti,” ujar Muhammad Yandar Saputra saat dikonfirmasi Nusantara1.id.

Ia menjelaskan, fenomena ini berdampak pada peningkatan curah hujan di berbagai wilayah, termasuk di Provinsi Gorontalo.

Selain La Nina, penguatan angin Monsun Asia (angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimuth minimal 120 derajat dan terjadi secara periodik, 6 bulan sekali) juga turut menyuplai uap air yang memicu terbentuknya awan-awan hujan.

“Kondisi atmosfer yang labil di Gorontalo semakin mendukung terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat,” ungkap Muhammad Yandar Saputra.  

Dalam dua minggu terakhir, hujan deras melanda hampir seluruh wilayah Gorontalo. Meskipun intensitas hujan mayoritas berkisar ringan hingga sedang. 

Namun, untuk potensi hujan lebat tetap ada, terutama di daerah-daerah tertentu yang rentan terhadap dampak bencana hidrometeorologi. (*)

Pos terkait