NUSANTARA1.ID – Saat ini tengah berjalan program Sanitation Infrastructure and Institutional Support (SIIP) ini Kabupaten Gorontalo. Program ini atas kerjasama pemerintah Indonesia dengan Australia.
Informasi yang berhasil dihimpun, program ini terkait peningkatan akses infrastruktur sanitasi, dan kini telah dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev). Hasil evaluasi dan monitoring terhadap program SIIP yang dilakukan di Ruang Madani, yakni capaian praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih di angka 16,40 persen.
Monitoring dan evaluasi ini dibuka langsung oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kabupaten Gorontalo, Darwin Romy Sjahrain, Senin (9/9).
Menurut Darwin Romy Sjahrain, Kabupaten Gorontalo sudah memiliki banyak infrastruktur sanitasi, namun pemanfaatannya belum optimal.
Hal itu, kata dia, dikarenakan kurangnya kesadaran seluruh masyarakat terkait pemanfaatan infrastruktur sanitasi. Darwin Romy Sjahrain berharap, program SIIP akan mengatasi persoalan tersebut.
“Infrastruktur yang ada dapat meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujar Darwin Romy Sjahrain.
Masih pada kesempatan yang sama, Darwin Romy Sjahrain menyampaikan, pemerintah Kabupaten Gorontalo telah menyiapkan lima pilar utama untuk pengelolaan air limbah domestik. Termasuk regulasi, kelembagaan dan kesiapan masyarakat.
“Capaian sanitasi 2023 menunjukkan akses sanitasi aman baru mencapai 1,97 persen. Praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih di angka 16,40 persen,” kuncinya. (**)