NUSANTARA1.ID – Ketua Umum Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek), Nelson Pomalingo, diundang khusus Media Perkebunan dalam diskusi dan peluncuran buku ‘Industri Kelapa Indonesia,Komoditi Leluhur yang Termarginalkan’ di Auditorium Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Rabu (18/10).
Diskusi itu dihadiri para narasumber, diantaranya Direktur (International Coconut Community/ICC),Jelfina C Alouw,Ketua Dewan Kelapa Indonesia (Dekindo),Gamal Nasir,pimpinan usaha media perkebunan,Hendra J Purba,Kepala Perpustakaan Nasional RI,Mohamad diwakili Agus Sutoyo,Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon, Direktorat Jenderal Perkebunan,Kementerian Pertanian,Anwar M. Nur mewakili Direktur Jenderal Perkebunan,Direktur Jenderal Industri Agro,Kementerian Perindustrian,Putu Juli Ardika,Ketua Tim Penulis Buku bertajuk ‘Industri Kelapa Indonesia, Komoditi Leluhur yang Termarjinalkan’ Suntoro serta undangan lainnya.
Nelson Pomalingo dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi atas peluncuran buku tersebut.Karena kata Nelson,ini adalah Langkah tepat kita berpikir modern,kadangkala kita hanya dalam bentuk cerita tapi kalau dalam buku bisa ditularkan sampai generasi berikut apalagi bicara kelapa sebagai komoditas leluhur.
“Membangun kelapa tidak sekedar di lapangan tapi juga menulis,karena dengan tulisan itulah menjadi penyemangat,menjadi informasi berharga bagi Indonesia,bagaimana kelapa ini kita kembalikan kejayaannya,”terang Nelson,ditemui usai kegiatan itu.
Melalui kegiatan ini dirinya berharap,menjadi kebangkitan perkebunan Indonesia. Kenapa perkebunan perlu didorong?,karena,Kata Nelson,Secara ekonomis sangat menguntungkan bagi kita semua.Secara ekologis sangat baik sekali,apalagi di zaman terjadi perubahan iklim dan sebagainya.
Karena itu Ia berharap banyak melalui media perkebunan dan Dekindo untuk memprovokasi kepada semua daerah sehingga ada kolaborasi pusat dengan daerah agar supaya perkebunan kelapa naik dari hulu sampai hilir.
Kata Nelson,dalam diskusi itu dirinya menyarankan berbagai persoalan kelapa baik dari hulu sampai hilir, sehingga tiga hingga empat tahun lagi kejayaan kelapa kembali,terutama masalah harga,pembibitan,konservasi,dan seterusnya.
Nelson mengatakan,Gorontalo saat ini luas perkebunan kelapa kurang lebih 100 ribu Ha se Provinsi Gorontalo tetapi semangat untuk mendorong kebangkitan kelapa benar-benar dilakukan.
Terakhir kata Nelson,Peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing serta ekspor komoditi perkebunan termasuk kelapa dapat meningkatkan pendapatan petani dan para pelaku usaha terkait lainnya.
“Kontribusi kelapa itu luar biasa, baik secara ekonomi maupun lingkungan dan ekologis,”tandasnya. (*)