Eksistensi dan Jati Diri Sangihe Harus Dijawab Lewat Pembangunan

Rapat paripurna dalam rangka HUT ke-600 Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jumat (31/1). [foto:grace i. dauhan/nusantara1].
Rapat paripurna dalam rangka HUT ke-600 Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jumat (31/1). [foto:grace i. dauhan/nusantara1].

NUSANTARA1.ID – Hari Ulang Tahun (HUT) ke-600 Kabupaten Kepulauan Sangihe yang diperingati setiap 31 Januari, diharapkan bukan hanya sebuah seremonial saja. Namun diharapkan terus menumbuhkan semangat kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Ferdy Sondakh saat memimpin Rapat Paripurna dalam rangka HUT ke-600 Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jumat (31/1).

“Begitu juga terhadap jasa para pahlawan pendahulu kita. Bagaimana eksistensi mereka sebagai tokoh, pejuang dan peletak dasar terbentuknya daerah ini secara fisik maupun pemikiran pada masa itu,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Lanjut katanya, jika dilihat dalam dimensi sejarah, Sangihe lahir pada tahun 1425, masih dalam bentuk kerajaan yang wilayahnya membentang dari Mindanao sampai Mongondow. 

“Dari sejarah kita belajar bagaimana derajat dan dinamisasi Sangihe dalam gugusan Nusantara sampai saat ini,” tegasnya.

Gambaran lainnya dari Sangihe adalah kesetiaan yang anti penjajahan, benci penghianatan, santun namun jangan disepelekan. Jatidiri tersebut, menurut Ferdy Sondakh , harus dapat direfleksikan dalam rangka membangun daerah yang lebih maju, lebih baik demi mewujudkan pemerataan pembangunan masyarakat. 

“Bersinergi dengan pemerintah pusat terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, serta penurunan kemiskinan dan pemenuhan infrastruktur dasar,” jelasnya.

Tak lupa pula Ferdy Sondakh menyampaikan terimakasih kepada para tamu dan undangan yang hadir pada saat itu, baik dari Pemprov Sulut, jajaran Forkopimda provinsi, Kepala Daerah termasuk Bupati Klungkung dan juga Sultan Ternate dan pihak Kementerian. (**)

Pos terkait