Merugikan Rakyat, Transisi Energi Hanya Untungkan Oligarki

NUSANTARA1.ID — Sejumlah aktivis lingkungan mengecam keras segala bentuk upaya eksploitasi lingkungan yang kerap ditutupi dengan alasan transisi energi.

Hingga kini, Indonesia gencar mengkampanyekan ‘Net Zero Emissions Tahun 2060’ yang merupakan upaya pemerintah dalam menekan angka produksi emisi karbon berlebih.

Hanya saja, upaya itu banyak menimbulkan pro-kontra, terutama di kalangan pemerhati lingkungan yang banyak menyoroti persoalan ekologi lingkungan.

Bacaan Lainnya

Merespon isu tersebut, EKONESIA, JATAM, Japesda, Walhi Gorontalo, Sulteng dan PMII Kota Gorontalo serta Mapala Motolomoia UNG menggelar kegiatan nonton bareng film dokumenter lingkungan dengan judul ‘Tipu-tipu Transisi Energi’ yang dilanjutkan dengan diskusi pada Senin (16/12) di Aula Universitas Nahdlatul Gorontalo.

Melalui kesempatan itu, Ketua 2 PKC PMII Sulteng sekaligus Dewan Daerah Walhi Sulteng, Yogi, menyampaikan upaya transisi ini hanya membawa dampak buruk terhadap masyarakat dan lingkungan.

“Dalam konteks ekonomi-politik ini hanya mainan para oligarki dalam upaya pemenuhan keserakahan kapitalis global. Hal ini, terjadi penyimpangan kesejahteraan, rakyat hanya menerima debu dan limbah, sementara para oligarki menerima uang  dan emas,” ujarnya.

Tak hanya itu, katanya hal itu merupakan pembodohan kepada masyarakat, bahkan dalam aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat pun, menurutnya juga tidak berdampak signifikan.

Hal serupa juga disampaikan, Ketua PC PMII Kota Gorontalo, Ahmad Kamaludin, menurutnya perlu adanya sikap tegas terhadap kerusakan lingkungan yang kerap merugikan masyarakat itu.

“Maraknya industri ekstraktif, menyebabkan deforestasi dan lingkungan hidup secara sosial–ekologis bagi masyarakat,” ujar Kamal, sapaan akrab ketua PC PMII Kota Gorontalo itu.

Sampai sekarang, aktivitas industri ekstraktif dinilai tak berpihak pada ekologi lingkungan, dan justru hanya menyebabkan kerusakan lingkungan melalui banyaknya perluasan lahan industri.

“Dalam landscape pendekatan kesejahteraan ekonomi, dilapangan juga kerap kali ditemukan masyarakat jauh dari sejahtera,” tegas Kamal.

Dengan adanya kegiatan kolaborasi tersebut, ia berharap dapat membawa dampak positif terhadap isu-isu lingkungan yang terjadi di tataran lokal maupun kanca nasional.

“Maka dari itu, Diskusi terkait isu lingkungan ini merupakan wacana panjang menentukan aksi PMII Kota Gorontalo dalam merespon isu lingkungan,” tutupnya. (*)

Pos terkait