NUSANTARA1.ID — Perjalanan panjang penuh cerita dijalani para skuteris dari Lombok untuk sampai ke Gorontalo menghadiri ajang Celebes Scooter Party (CSP) ke-18, yang berlangsung di Alun-alun Kabupaten Bone Bolango sejak Jumat 4 Juli 2025.
Salah satu skuteris asal Lombok, Sohibul Kahfi menceritakan, ia bersama dua rekannya sudah berada di Sulawesi selama empat bulan terakhir, berkeliling sambil bekerja untuk bertahan hidup, sebelum akhirnya tiba di Gorontalo.
“Sudah empat bulan di Sulawesi, memang tujuannya ke CSP, terus nanti keliling lagi. Setelah acara selesai, langsung lanjut perjalanan ke Manado,” ungkapnya saat berbincang dengan Nusantara1.id.
Ketika ditanya soal persiapan menuju kegiatan CSP, Sohibul mengaku tidak ada persiapan khusus.
“Tak ada persiapan. Langsung saja jalan. Dari Lombok bertiga, ketemu teman-teman lain di Sulawesi, lalu kumpul lagi di Palu, baru bersama-sama ke Gorontalo,” katanya.
Kemudian, mengenai anggaran perjalanan, ia hanya tersenyum kecil sembari tersenyum mengungkapkan perjuangannya selama perjalanan.
“Nggak bisa dihitung. Banyak sekali pengeluaran. Tapi tetap bisa bertahan karena sambil kerja di jalan, kadang kerja harian, kadang juga dibantu sama teman-teman. Solidaritas Vespa ini luar biasa,” ujarnya.
Bahkan, sepanjang perjalanan, mereka selalu mendapat sambutan hangat dari para pecinta Vespa di kota-kota yang dilalui.
Hal itu, katanya, menjadi salah satu kekuatan yang membuat mereka bisa tetap bertahan di jalan hingga berbulan-bulan.
Kunjungan ini merupakan kali pertama baginya ke Gorontalo. Meski baru pertama datang, ia mengaku sangat senang dengan keramahan orang-orang Gorontalo dan cocok dengan kuliner yang ada di sini.
“Baik semua di sini. Makanannya juga enak, cocok. Saya suka yang pedas-pedas juga,” ucap Sohibul sambil tersenyum.
Ia pun berharap ke depannya solidaritas antar-skuteris tetap terjaga dan terus menjalin silaturahmi sesama pecinta ‘mesin kanan’.
“Semoga Vespa tetap solid. Jaya di udara maupun di darat,” pungkasnya sambil tertawa ringan.
Akhirnya, perjalanan panjang mereka bukan sekadar soal jarak, tetapi juga tentang persaudaraan, perjuangan, dan pengalaman yang hanya bisa dirasakan di jalan. (*)