NUSANTARA1.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo tingkatkan pengawasan kandungan bahan berbahaya selama bulan Ramadan 1446 H.
Hal itu diupayakan BPOM bersama pemerintah guna memastikan takjil untuk berbuka puasa aman dikonsumsi masyarakat.
Kepala BPOM Gorontalo, Stepanus Sinus Sesa, mengatakan dalam peningkatan pengawasan ini akan fokus pada beberapa bahan terlarang yang kerap digunakan.
“Formalin, boraks, rhodamin atau pewarna merah dan pewarna yang berwarna kuning, itu yang biasa disalahgunakan,” ungkapnya saat diwawancarai Nusantara1.id, Rabu (5/3).
Sejumlah bahan yang diungkapkan oleh BPOM ini menjadi perhatian utama dalam pengujian.
Tak cuma memastikan kandungan dari makanan, namun kondisi lingkungan dan bahan lainnya yang digunakan juga akan dipastikan keamanannya.
Seperti kebersihan lapak, alat masak, area dapur atau produksi, penyimpanan hingga kemasan yang digunakan oleh penjual.
Stepanus juga menekankan, pengawasan tak hanya dilakukan di titik strategis penjualan, namun akan dilakukan di seluruh wilayah.
Hasilnya, menunjukkan tidak adanya kandungan bahan yang berbahaya.
“Hari ini, sebanyak 39 sampel yang diuji, dan semuanya aman, memenuhi syarat,” ungkap Stepanus.
Pengujian ini dilakukan BPOM guna memastikan kandungan dalam makanan dan minuman yang dijual selama Ramadan dapat dikonsumsi dengan aman.
Saat diwawancarai media, Stepanus juga menjelaskan bahwa dalam melakukan pengawasan, pihaknya melakukan dengan mengambil beberapa sampel sebagai representasi.
“Kami memilih produk-produk tertentu yang memang kami curigai mengandung bahan berbahaya atau yang biasa menggunakan bahan berbahaya,” ujarnya.
Pengawasan tersebut juga dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota Gorontalo, yang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Gorontalo, Indra Gobel, Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, serta mahasiswa dari Politeknik Kesehatan Gorontalo.
“Akan dilakukan selama Ramadan di seluruh kabupaten/kota di Gorontalo,” kuncinya. (*)