NUSANTARA1.ID – Jembatan yang menghubungkan ibukota Kecamatan Tolangohula dengan Desa Polohungo ambruk dan menyebabkan akses terputus.
Parahnya lagi, ini sudah berlangsung sejak Oktober 2024 lalu dan hingga saat ini belum ada langkah positif dari pemerintah.
Menurut keterangan warga Desa Polohungo, ambruknya jembatan tersebut sangat mengganggu aktifitas. Pasalnya, itu merupakan akses satu-satunya yang menghubungkan Desa Polohungo dengan ibukota kecamatan.
“Kalau musim kemarau, kendaraan masih boleh melintas di sungai. Namun jika musim hujan dan debit air sungai tinggi, maka kami harus menunggu beberapa jam baru boleh melintas,” kata salah seorang warga.
Belum lagi jika ada kebutuhan mendesak di ibukota kecamatan, misalnya ada warga yang hendak melahirkan, itu sangat terganggu.
Keluhan ini juga muncul saat anggota DPR RI, Rusli Habibie mengunjungi konstituen di Desa Polohungo, Senin (24/2). Seorang guru yang mengajar di Desa Polohungo namun tinggal di ibukota kecamatan, mengeluhkan hal tersebut.
“Ada banyak guru yang mengajar di Desa Polohungo, namun berdomisili di luar. Akses terputus seperti yang dilihat saat ini, menjadi hambatan kami,” kata guru tersebut.
Menerima keluhan seperti itu, Rusli Habibie menjelaskan bahwa dirinya akan komunikasikan dengan pemerintah Kabupaten Gorontalo.
“Karena jalan dan jembatan menuju Desa Polohungo merupakan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Gorontalo, maka saya akan komunikasikan. Apalagi ini sudah sangat dibutuhkan,” kata Rusli Habibie.
Kehadiran Rusli Habibie di Desa Polohungo, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo untuk menyahuti aspirasi masyarakat terkait dengan kebutuhan listrik. Maklum, Komisi XII DPR RI membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral, Lingkungan Hidup, dan Investasi. (*)