NUSANTARA1.ID – Penjabat (Pj) Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid menyoroti sejumlah isu strategis yang ada di Gorontalo, khususnya di Kota Gorontalo dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) mengenai penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 Gorontalo, Senin (13/1).
Dalam Rakorev tersebut, setiap kepala daerah memaparkan progres realisasi APBD 2024 dan menyampaikan persoalan yang dihadapi di wilayahnya masing-masing.
Tiba gilirannya, Ismail Madjid mengungkapkan beberapa poin penting yang menjadi perhatian Kota Gorontalo. Pertama, Ismail menyoroti kendala teknis dalam penginputan data, yang disebutnya belum sepenuhnya optimal.
“Hingga saat ini, sekitar 90 persen data belum terinput dengan baik. Hal ini disebabkan oleh ketidakjelasan nasib sebagian Tim Pengelola Kegiatan Daerah (TPKD), yang mempengaruhi proses penginputan,” ungkapnya.
Selain itu, dalam Rakorev yang dipimpin langsung Pj Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, Ismail Madjid juga menyoroti Isu infrastruktur juga menjadi perhatian utama.
Pj Wali Kota itu menyoroti Jalan Kancil yang sering bermasalah saat musim hujan, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar dan pengguna jalan.
“Setiap kali hujan, Jalan Kancil sulit dilalui. Kami sudah berulang kali menyampaikan hal ini kepada Dinas PUPR,” jelasnya.
Meskipun belum ada alokasi anggaran untuk perbaikan di tahun 2024, Ismail optimis bahwa pada 2025 perbaikan jalan tersebut dapat direalisasikan.
“Sebagai bagian dari jalan provinsi, perhatian khusus sangat diperlukan,” tambahnya.
Tak hanya itu, program makan bergizi gratis juga disinggung dalam Rakorev. Menurut Ismail, program ini telah mendapat dukungan, tetapi masih membutuhkan kejelasan terkait bentuk intervensi yang harus dilakukan di tingkat kabupaten dan kota.
“Kami diminta untuk memberikan dukungan, tetapi support ini perlu diperjelas, apakah berupa anggaran atau bentuk intervensi lainnya,” tegasnya.
Ia mengaku, meski pemerintah sudah mengalokasikan dana di Dana Tidak Terduga (DTT), langkah intervensi yang jelas juga harus segera dirumuskan.
Lebih lanjut, Ismail juga menyampaikan kabar baik mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) yang telah mencapai realisasi 100 persen, termasuk anggaran lainnya dan dana fiskal.
“Ini membuktikan komitmen kami untuk memaksimalkan dana yang ada demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Ismail.
Ia menutup pemaparannya dengan menekankan pentingnya kerja sama antar pihak dalam menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.
“Tiga hal ini menjadi fokus utama yang perlu segera ditindaklanjuti. Dengan sinergi yang baik, kita dapat menghadapi tantangan ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Rakorev ini diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam mengatasi berbagai kendala di masing-masing daerah sekaligus mempercepat realisasi program yang telah direncanakan. (**)