Partai Golkar Dinilai Terlalu Banyak Drama, Diragukan Solid Dukung Prabowo 

NUSANTARA1.ID – Langkah Partai Golkar untuk mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang, diragukan. Pengamat politik Riza Widyarsa melihat ada beberapa masalah di internal yang membayang-bayangi Partai Golkar.

Menurutnya, manuver yang dilakukan oleh Partai Golkar dan PAN dengan mendukung Prabowo Subianto menarik untuk dicermati. Apakah koalisi ini bisa menjadi koalisi yang stabil atau tidak. 

“Karena jika kita lihat, ada beberapa masalah yang ada di Partai Golkar,” kata Riza Widyarsa dalam keterangannya, Senin (14/8).

Bacaan Lainnya

Riza Widyarsa mengungkapkan, setidaknya ada beberapa petinggi Partai Golkar yang diduga terlibat dalam persoalan hukum. Seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang pernah menjadi saksi dalam kasus korupsi ekspor Crude Palm Oil (CPO) pada 2021. Bahkan, ia menyebut terdapat kader Partai Golkar yang disinyalir menjadi pendukung Anies Baswedan.

“Apakah Partai Golkar bisa solid dengan mendukung Prabowo Subianto? Hal tersebut tentu patut dipertanyakan. Belum lagi dengan adanya keinginan dari sebagian kader Partai Golkar yang ingin mengganti Airlangga dari jabatan Ketua Umum Partai,” ucap Riza Widyarsa.

Olehnya, Riza Widyarsa menilai, masalah hukum yang menimpa para petinggi partai memang meresahkan, terutama bagi partai-partai yang menjadi bagian dari koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Riza Widyarsa, jika Airlangga Hartarto hanya ingin berlindung dengan gabung ke koalisi Prabowo.

Padahal, sebelumnya terdapat kasus yang melibatkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, yang tetap diproses secara hukum dan Partai Gerindra membiarkan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.

“Nah kasus-kasus seperti ini, tentu memperburuk image dari pemerintahan Presiden Jokowi. Seharusnya para partai koalisi bekerja sesuai dengan amanah mereka, jangan kemudian membuat hal-hal yang melanggar hukum. Apalagi di era keterbukaan seperti saat ini, yang ditambah dengan era digital, di mana rekam jejak digital akan ada terus,” ujar Riza Widyarsa.

Kendati demikian, Riza Widyarsa menilai yang dilakukan oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN dan PKB bisa dilihat sebagai sesuatu yang mungkin sudah bisa diprediksi. Seperti pernyataan Zulkifli Hasan yang menyatakan bahwa koalisi ini seperti koalisi PAN-Gerindra pada Pilpres 2019. 

“Hanya saja, apakah koalisi ini cukup kuat untuk melawan dua kandidat lain yang maju ke bursa Pilpres 2024?” kata Riza Widyarsa. (*)

Pos terkait