Ini yang Dilakukan Marten Taha Guna Menekan Angka Pengangguran 

Kegiatan pelatihan berbasis kompetensi tahap II. (Foto: Ist)
Kegiatan pelatihan berbasis kompetensi tahap II. (Foto: Ist)

NUSANTARA1.ID – Guna mengurangi angka pengangguran, Walikota Gorontalo Marten Taha mengadakan pelatihan berbasis kompetensi kepada 600 orang. Marten Taha menjelaskan bahwa masalah pengangguran adalah masalah yang paling krusial dalam mengatasi masalah kemiskinan. 

“Semua orang harus punya pekerjaan, sebab kalau dia tidak mempunyai pekerjaan maka dia tidak mempunyai penghasilan,” jelas Marten Taha, Jumat (23/6). 

Ia juga mengungkapkan bahwa tujuan dari pelatihan berbasis kompetensi ini, untuk membantu mereka yang sudah lulus SMA/SMK ataupun S1 untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan agar siap kerja. 

Bacaan Lainnya

“Saat ini ada 5 bidang yang kami laksanakan,  yaitu jahit-menjahit, kemudian grafis, lalu perbaikan seluler, kemudian terakhir make-up artis dan yang terakhir pembuatan roti dan kue,” jelasnya. 

Marten Taha juga mengatakan pelatihan ini sangat mudah untuk dipahami dan dilaksanakan. Sehingga mempunyai pengetahuan dan keterampilan mereka untuk bidang-bidang tertentu maka mereka bisa membuka lapangan usaha lalu mereka bisa mempekerjakan orang lain. 

“Walaupun mereka tidak bisa membuat pekerjaan sendiri mereka bisa bekerja di perusahaan-perusahaan besar yang sudah ada sehingga mereka mendapatkan penghasilan itulah tujuan dari pelaksanaan kegiatan dari pelatihan berbasis kompetensi,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa setiap tahun peserta dari pelatihan berbasis kompensasi mencapai 500 sampai 600 orang yang dilatih. 

“Paling tidak 50 persen saja dari lulusan itu mendapatkan pekerjaan atau bisa bekerja menciptakan lapangan pekerjaan maupun dia bisa bekerja ditempat orang lain itu sudah mengatasi masalah penghasilan.”

Pemerintah juga menyiapkan bantuan berupa barang kepada peserta tetapi itu secara seleksi karena tidak semua bisa siapkan. 

“Jadi mereka itu kami sediakan alat yang dibutuhkan dalam rangka untuk membuka usaha. Misalnya Make-up, karena itu butuh peralatan make-up itu lalu mereka diberikan barang secara cuma-cuma sehingga mereka bisa langsung mempraktekan peralatan yang mereka punya Dan keahliannya.”katanya.

Marten Taha juga mempertegas karena bantuan ini bukan untuk semua maka tentunya akan ada tahap seleksi siapa yang paling serius karena yang lain masih bisa mencari pekerjaan di tempat yang lain. 

“Mereka juga bisa berkelompok karena dengan adanya kelompok itu mereka bisa membuka usaha. Karena dengan membuka usaha. Karena dengan membuka usaha saya rasa yang pasti. Karena bidang ini menurut hasil penelitian kami sangat dibutuhkan di masyarakat,” kuncinya. (*)

Pos terkait