NUSANTARA1.ID – Muncul beberapa sumsi yang disampaikan anggota Dewan Pakar Golkar, Palar Batubara alasan Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan ketua umum (Ketum) DPP Partai Golkar.
Asumsi ini disampaikan Palar Batubara merespons langkah mengejutkan dari Airlangga Hartarto.
“Nah, mungkin menjadi pertanyaan something wrong, ada sesuatu,” ujarnya di Jakarta, Ahad (11/8), seusai peluncuran buku biografinya berjudul ’75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot’ sekaligus syukuran 75 tahun usianya.
Menurut dia, ada kemungkinan Airlangga Hartarto sudah sadar bahwa dirinya berada di rel yang salah.
“Itu bisa juga alasan dia mengundurkan diri, atau setelah dia tidak bisa lagi ‘diatur’, dia ditekan untuk mengundurkan diri,” lanjut Palar Batubara.
Dirinya lantas menilai ada sesuatu di balik mundurnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) itu dari kursi pimpinan Partai Golkar.
Sebab, penentuan ketua umum Partai Golkar sedianya diputuskan melalui Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar setiap 5 tahun sekali.
“Kalau sampai dia mundur, berarti ada ‘sesuatu’ seperti yang saya katakan tadi,” ucapnya.
Palar Batubara bahkan menilai peristiwa mundurnya Airlangga Hartarto sebagai tsunami politik. Apabila tidak dimitigasi dapat berdampak lebih luas pada partai politik lainnya di Tanah Air.
Hal itu menurut dia karena Partai Golkar sebagai salah satu parpol yang cukup dewasa dan besar pun bisa dihantam oleh peristiwa demikian.
“Kalau seperti sekarang ini sudah terjadi tsunami politik, kami inginkan tsunami politik enggak sampai berdampak pada hal-hal yang lain. Akan tetapi, kalau tsunami politik ini juga tidak bisa di-manage dengan baik, ini akan terjadi ke partai-partai politik yang lain,” tuturnya.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto mendadak mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu.
Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar.
Dia juga ingin memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” kata Airlangga dalam video tersebut.
Airlangga menginformasikan bahwa pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar terhitung sejak Sabtu (10/8) malam. (*)