NUSANTARA1.ID – Masih menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Kota Gorontalo (Pemkot) gandeng pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) siapkan cadangan beras dengan harga subsidi.
Upaya pemerintah ini untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan utama, yang saat ini masih mengalami kenaikan cukup drastis di pasaran, yang diakibatkan oleh musim kemarau berkepanjangan.
Untuk itu pemerintah Kota Gorontalo bersama Bulog dan stakeholder terkait, seperti Bank Indonesia (BI) menggelar pasar murah maupun subsidi yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
“Tadi kami sudah berkoordinasi dengan pihak bulog , Alhamdulillah suplai beras tetap dilancarkan untuk membantu masyarakat,” ungkap Sekda Kota Gorontalo, Ismail Madjid saat melakukan pemantauan harga di sejumlah pasar tradisional, Kamis (16/11).
Dengan melakukan pemantauan harga, Ismail Madjid yang didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, serta Dinas Perdagangan dan Kepala Bidang Perekonomian sambangi pasar Bugis, Pasar Sentral Kota Gorontalo dan juga PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) cabang Gorontalo.
Melalui hail pemantauan di dua pasar tersebut, ditemukan bahwa harga beras dan cabe masih bertahan, belum banyak bergeser dibanding sebelumnya.
“Untuk harga cabe masih seputaran Rp 80.000 per kilogram, begitu juga harga tomat berkisar antara Rp. 8000 sampai Rp 10.000 per kilogram. Kemudian beras masih bertahan antara Rp 14.000 sampai dengan Rp 15.000, hasil pantauan di dua pasar ini masih terbilang stabil,” ujar Ismail Madjid.
Namun dalam hal ini juga terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dibanding hari kemarin, salah satunya yaitu komoditas cabe yang sebelumnya nyaris menyentuh Rp 100.000 per kilogram. Sementara beras masih bertahan selama beberapa pekan terakhir.
Lebih lanjut, untuk komoditas perikanan cenderung relatif murah dan stabil dengan kisaran harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per kilogram, khususnya ikan Oci.
“Untuk komoditas lain itu cenderung terkendali, seperti ikan itu relatif kurang harganya, begitu juga daging ayam”, kuncinya. (*)