Sebanyak 104.850 Butir Telur untuk Pelaksanaan Program Odoe 

Penjagub Hamka Hendra Noer didampingi Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo dr. Gamaria Monoarfa saat launching Program One Day One Egg atau satu hari satu telur mulai dijalankan di Desa Ibarat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, di Lapangan Ilangata, Selasa (11/10/2022). (Foto :Ist/Diskominfotik)

Nusantara1.id, GORONTALO – Sebanyak 104.850 butir telur disediakan Dinas Pangan Provinsi Gorontalo untuk pelaksanaan program One Day One Egg (Odoe) atau satu hari satu telur, sebuah program untuk mencegah stunting.

Ratusan ribu butir telur ini akan dibagikan kepada 1.165 anak penerima sasaran intervensi selama 90 hari. 

“Insya Allah dengan upaya ini bisa efektif untuk percepatan penurunan angka stunting karena mudah dan cepat serta dapat dijangkau masyarakat,” ucap Penjagub Hamka Hendra Noer, pada peluncuran program Odoe di Desa Ibarat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Selasa (11/10/2022).

Bacaan Lainnya

Untuk bisa melihat penurunan yang signifikan, kata Hamka, Desa Ibarat ini menjadi salah satu project karena memang dari data yang ada, tingkat stunting di desa ini agak lumayan tinggi. 

“Sehingga kita akan melihat 3 4 bulan kedepan Insya Allah dengan intervensi yang dilakukan bisa mengatasi masalah stunting di daerah ini,” jelas Hamka.

Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting ini, Hamka mengatakan pemerintah provinsi gorontalo juga telah menempuh langkah – langkah strategis. Diantaranya membentuk tim percepatan stunting, pengalokasian anggaran untuk intervensi baik spesifik maupun sensitif, dan intervensi program kolaborasi OPD tingkat kabupaten/kota.

Selebihnya, Hamka mengapresiasi kegiatan B2SA yang merupakan pilot project penurunan stunting di Kabupaten Gorontalo Utara dengan angka prevalensi stunting yang mencapai 29,6 persen. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan juga di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo.

“Kami sangat support karena memang pengembangan sumber daya manusia menentukan masa depan daerah kita juga. Anak – anak kita ini 5 – 10 tahun mendatang akan menjadi wajah pemerintah dan rakyat Gorontalo,” ungkap Hamka.

Sementara itu, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional RI Rinna Syawal mengajak masyarakat untuk merubah pola konsumsi pangan. Ia mencontohkan, pemenuhan kebutuhan karbohidrat tidak harus berasal dari nasi namun juga bisa diganti dengan jagung, ubi kayu, dan sagu.

“Saat ini kita cenderung makan hanya pada satu atau dua jenis makanan, padahal potensi makanan kita itu banyak di indonesia. Yang namanya sumber karbohidrat itu bisa sampai 7 jenis, kita taunya cuma nasi. Sekarang saatnya kita harus mengoptimalkan potensi itu,” jelas Rinna.

Kegiatan B2SA ini juga rangkaikan dengan launching Gerakan Orang Tua Asuh Stunting (GOTA) dan penyerahan bantuan pangan. Adapun bantuan diberikan oleh TP PKK Provinsi Gorontalo, Badan Pangan Nasional, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo, serta Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo.(*)

Pos terkait