Komunitas ‘Literasi Sampul Belakang’ Gelar Pameran

Area pameran karya seni dalam perayaan Harlah komunitas ‘Literasi Sampul Belakang’ di UIG (9/2). [foto:fikar/nusantara1]
Area pameran karya seni dalam perayaan Harlah komunitas ‘Literasi Sampul Belakang’ di UIG (9/2). [foto:fikar/nusantara1]

NUSANTARA1.ID – Peringati HUT ke-6, komunitas ‘Literasi Sampul Belakang’ di Universitas Ichsan Gorontalo (UIG), Ahad (9/2), menggelar pameran seni yang menampilkan berbagai karya anak muda Gorontalo.

Berbagai bentuk seni, seperti lukisan, fotografi, mural, hingga puisi, tidak hanya memanjakan mata tetapi juga menyampaikan pesan sosial yang mendalam. Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah aksi melukis mural secara langsung oleh empat seniman dari komunitas Vase Gorontalo.

Ayi, salah satu perwakilan Vase menjelaskan bahwa mural yang mereka buat itu untuk menyoroti isu kekerasan seksual yang marak di Gorontalo.

“Melalui karya seni ini, kami ingin menyampaikan narasi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Seni punya kekuatan untuk menyampaikan pesan dan mendorong perubahan,” ujarnya.

Lukisan tersebut tidak hanya menampilkan keindahan estetika, tetapi juga menjadi refleksi bagi pengunjung tentang pentingnya perlindungan terhadap korban serta mengecam segala bentuk kekerasan seksual.

Hasil karya seni mural yang mengangkat tema kekerasan seksual. [foto:fikar/nusantara1]
Hasil karya seni mural yang mengangkat tema kekerasan seksual. [foto:fikar/nusantara1]
Sementara itu, mahasiswa UIG, Agustya Randa Gobel, menampilkan karya-karya yang sebelumnya pernah dipamerkan dalam Mopobibi 1 hingga Mopobibi 3, hasil kreativitas mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV).

Pameran ini menghadirkan perpaduan berbagai media, mulai dari karya manual, digital, hingga instalasi seni. Keberagaman teknik dan konsep yang ditampilkan bertujuan memperkenalkan seni visual secara lebih luas serta memperkuat eksistensi jurusan DKV di Gorontalo, yang masih tergolong baru.

“Kami ingin menunjukkan bahwa seni visual tidak terbatas pada satu bentuk saja. Setiap karya memiliki peminatnya sendiri,” kata Randa.

Selain pameran seni, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti lokakarya pengolahan sampah plastik, pertunjukan seni teater, tari, musikalisasi puisi, serta kehadiran UMKM yang menawarkan produk-produk kreatif.

Suasana yang meriah dan penuh kreativitas menjadikan pameran ini sebagai salah satu bagian paling menarik dalam perayaan komunitas literasi tersebut.

Lebih dari sekadar ruang apresiasi seni, pameran ini menjadi momen refleksi sosial yang menegaskan bahwa seni dan literasi dapat berjalan beriringan sebagai alat ekskresi sekaligus dorongan perubahan sosial demi kemajuan Gorontalo. (*)

Pos terkait