Gaya Politik ‘Drama Terzalimi’ Sudah Tak Laku Lagi

Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi
Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi

NUSANTARA1.ID – Guna mendapat simpati, terkadang seorang politisi menggunakan gaya politik terzalimi. Seiring perkembangan zaman, gaya seperti itu nampaknya sudah tak laku lagi di Indonesia. 

Ini seperti diungkapkan Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, menyoroti maraknya narasi dan drama terzalimi yang menurutnya sering dipakai oleh beberapa pihak pada pemilu. Menurutnya, gaya berpolitik seperti itu tidak bisa lagi ampuh di depan masyarakat dan memiliki daya tawar pada Pemilu 2024.

“Narasi dan drama terzalimi, sudah tidak bisa lagi dipergunakan sebagai tawaran, karena masyarakat telah belajar banyak dari pemilu ke pemilu, pilkada ke pilkada, sampai ke pemilihan kades maupun RT,” kata Teddy dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Rabu (22/11).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Teddy, masyarakat kini makin melek dengan gimik-gimik politik. Mereka pastinya sudah paham bahwa ternyata menjadi sosok atau pihak yang terzolimi itu bagian dari teknik kampanye. 

“Hal yang di-setting kebenarannya, sehingga tidak bisa lagi dijadikan sebuah rujukan,” ujar Teddy. 

Lebih lanjut, Teddy juga menyebut drama terzalimi itu semakin tidak berdampak ketika dimainkan oleh pihak yang punya power. Menurutnya, itu kontras dengan realita.

“Apalagi jika yang memainkan drama terzalimi pihak yang memiliki power, tentu sangat kontras dengan drama yang dimainkan. Tidak masuk akal dan terlalu dipaksakan untuk terlihat terzalimi,” ucapnya.

Karena itu, Teddy menyebut narasi dan drama terzalimi itu biasa digunakan oleh pihak yang putus asa. Menurutnya, pihak itu putus asa karena calon yang dimiliki tidak punya nilai yang bisa ditawarkan.

“Strategi kampanye usang terpaksa dipergunakan oleh kelompok yang sudah putus asa, karena memiliki calon yang sama sekali tidak memiliki nilai lebih untuk ditawarkan ke masyarakat,” ujar dia. (*)

Pos terkait