NUSANTARA1.ID – Telah menjadi salah satu budaya di Gorontalo, yakni Qunut saat memasuki malam ke-15 puasa di bulan Ramadan, pisang dan kacang tak lepas dari tradisi ini.
Suasana meriah ini akan terlihat di lapangan Porbat, Desa Payunga, Kecamatan Batudaa, saat warga menggelar tradisi yang rutin diperingati setiap pertengahan Ramadan, yang kali ini akan berlangsung hingga 15 Maret 2025.
Sekilas, suasana ramai ini tampak seperti pasar malam, tetapi ada keunikan tersendiri, pisang dan kacang menjadi identitas utama pada tradisi ini.
Samsudin Muhammad, selaku pemangku adat di Kecamatan Batudaa, mengatakan malam Qunut bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur.
Menurutnya, tradisi ini telah lama dilakukan, bahkan ada bagian yang telah ditiadakan demi menjaga eksistensinya. Hal itu juga tak lepas dari upaya masyarakat yang masih terus melestarikannya.
“Dulu tradisi ini juga mengikat kemampuan kebal bagi tokoh terdahulu, namun seiring berjalannya waktu hal itu dinilai tak perlu lagi untuk dilakukan, itu menjadi bagian dari sejarah. Dan, harus dijaga,” ungkapnya, Jumat (14/3).
Jika dulu, lanjut Samsudin, tradisi ini hanya ditemani oleh kacang dan pisang, kini sudah menjadi lebih bervariasi, seperti hadirnya berbagai macam makanan dan jangka waktu untuk acara tersebut.
“Lalu sempat tujuh, lima, empat sampai tiga hari, intinya tradisi dan maknanya utamanya itu tidak hilang,” lanjutnya.
Tradisi ini telah berlangsung sejak lama, secara turun-temurun dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Gorontalo.
Tiara (20) salah seorang pengunjung dari Kota Gorontalo yang turut hadir, mengaku dirinya sangat antusias menyambut tradisi ini di pertengahan bulan Ramadan.
“Ini sangat menarik, apalagi ada pisang dan kacang yang notabenenya tak hanya disajikan begitu saja, tapi ada makna dibaliknya,” ujarnya.
Bahkan, dirinya tak perlu berfikir panjang untuk bergegas dari Kota Gorontalo ke Kabupaten Gorontalo agar tidak melewati tradisi itu.
Keragaman adat dan tradisi budaya di Gorontalo menurutnya menjadi salah satu daya tarik unik yang perlu diperkenalkan secara luas.
“Gorontalo memang terkenal dengan banyaknya adat istiadat ya. Tapi itulah yang menjadi daya tarik juga bagi orang-orang dari luar daerah untuk mengenal Gorontalo,” ucap Tiara sembari membeli kacang dan pisang di sebuah lapak.
Tak hanya antar kabupaten atau kota saja yang hadir dalam acara itu, sejumlah masyarakat dari luar daerah seperti yang berasal dari provinsi tetangga, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah pun tak jarang untuk ikut meramaikan. (*)