NUSANTARA1.ID – Hanya Partai Golkar satu-satunya fraksi di DPRD Provinsi Gorontalo yang mengusulkan nama Rudy Salahuddin sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo.
Rudy Salahuddin dilantik Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Jumat (17/5), di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri, Jakarta. Rudy Salahuddin bukanlah orang sembarangan, sarjana di Universitas Indonesia, Magister dan Doktoral diperolehnya di The George Washington University pada 1995 dan 2002.
Dengan portofolio yang dimilikinya, pria berambut putih ini diharapkan mampu menjalankan tugas dengan baik selama memimpin Gorontalo.
Banyak kalangan menilai bahwa penunjukan Rudy Salahuddin sebagai Pj. Gubernur Gorontalo tidak lepas dari pengaruh besar mantan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie di Jakarta.
Pertama, Rudy Salahuddin merupakan Deputi IV Kemenko Ekonomi RI sejak 2020 di Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Republik Indonesia dibawah kendali Airlangga Hartarto yang notabene adalah Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Kedua, Rusli Habibie saat ini menjabat Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo dan dikenal sangat dekat dengan Airlangga Hartarto.
Dari dua hal tersebut diatas, tidak salah lagi orang mengatakan bahwa Rusli Habibie masih ‘Sakti’ di pusat.
Rusli Habibie ketika dimintai tanggapan terkait ditunjuknya Rudi Salahudin sebagai Pj. Gubernur Gorontalo, melalui Juru Bicara Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun menjelaskan bahwa kewenangan partai hanya sebatas mengusulkan nama calon. Melalui fraksi di DPRD Provinsi, soal persetujuan dan pengangkatan itu sudah kewenangan presiden melalui Mendagri.
“Jadi, jadi pak Rusli Habibie berulang-ulang kali menegaskan kepada kita bahwa penunjukan Pj tersebut adalah hak prerogatif presiden, yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun. Sehingga Partai Golkar sebagai partai pengusul, hanya cukup mengawal agar kepemimpinan Pj selama kurang lebih satu tahun kedepan dapat berjalan dengan baik,” pungkas Ghalieb Lahidjun menirukan pernyataan Rusli Habibie. (*)