NUSANTARA1.ID – Gadis Kretek (terlepas dari latar waktunya) bukanlah proyek ‘mesin waktu’. Kamila Andini menegaskan bahwa dirinya tidak mengajak penonton kembali ke masa lalu lewat series garapannya itu. Gagasan yang disampaikan sangat modern. Musik yang melatarinya pun rilisan baru dari musisi zaman now. Namun, memang para tokohnya hidup pada era 1950–1960-an dan 2000-an.
Pemeran Jeng Yah alias Dasiyah, Dian Sastrowardoyo, mengakui karakter yang dia perankan dalam Gadis Kretek sangat menantang. Bagi Dian, memerankan Kartini relatif lebih mudah karena ada sisi eksplosif dan ceplas-ceplos yang mirip dengannya.
”Sementara, Dasiyah ini di mana pun selalu diam dan kaku, enggak ekspresif. Aku harus approach dari nol, enggak bisa ciptain dari Kartini. Ini adalah tokoh yang paling jauh bedanya dengan kepribadian aku,” ungkapnya di hadapan media beberapa waktu lalu.
Untuk menjadi Jeng Yah, Dian menerapkan disiplin ketat. Setiap hari, selama enam bulan, dia meluangkan waktu untuk benar-benar sendirian dalam sunyi, lalu menulis tangan.
Dian mengatakan bahwa persepsinya tentang Jeng Yah beda dengan Kamila. Maka, dia perlu penyesuaian ekstra. ”Tapi, aktor adalah budak karakter. Harus ada kepasrahan dan kerelaan untuk ’masuk’ ke sana,” tegasnya.
Sementara itu, Ario Bayu menilai bahwa karakter Soeraja alias Raja tidak terlalu sulit dia mainkan. ”Untungnya, saya tuh nggak punya teman, jadi bisa eksplor karakter dengan leluasa,” kelakarnya.
Berbeda dengan Dian dan Ario yang memainkan karakter masa lampau, Putri Marino dan Arya Saloka memerankan tokoh-tokoh muda era 2000-an. Putri menghidupkan tokoh Arum Cengkeh lewat dialog dengan Ifa Isfansyah dan Kamila serta Arya.
Arya yang memerankan Lebas sempat grogi karena publik selama ini mengenalnya sebagai Aldebaran, tokoh utama sinetron Ikatan Cinta.
Kerja keras para aktor, khususnya empat karakter utama, berhasil. Akting mereka sukses membawa penonton ke semesta series yang tayang mulai 2 November lalu itu. Bahkan, sebagian publik sampai meyakini bahwa Gadis Kretek adalah kisah nyata dari sepasang kekasih yang ujungnya tak bisa saling memiliki, Jeng Yah dan Raja. (*)