NUSANTARA1.ID – Peningkatan kualitas manusia merupakan urgensi bagi pemerintah Kota Gorontalo dalam menekan angka stunting. Hal ini sebagaimana tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) dengan indikator dan target Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita yaitu 14 persen pada 2024.
Untuk itu dalam menseriusi persoalan ini pemerintah Kota Gorontalo menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting semester 1, pada Selasa (11/7), yang bertempat di Aula Kantor Walikota Gorontalo.
“Indikator prevalensi stunting juga merupakan indikator Tujuan Pembangunan Berkesinambungan (TPB) Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan kedua yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan,” ungkap Ryan.
Wakil Walikota Gorontalo, Ryan Kono menjelaskan perkembangan stunting di Gorontalo sampai dengan bulan Juni 2023 yaitu diantaranya ada sebanyak 421 anak dengan berat badan kurang dan 112 anak dengan berat badan sangat kurang. Untuk tinggi badan, ada sebanyak 296 anak pendek dan 135 anak dengan ketinggian sangat pendek. Disisi lain, ada sebanyak 320 anak yang mengalami gizi kurang dan setidaknya ada 58 anak gizi buruk.
Lanjut katanya, peraturan Presiden mengarahkan pendekatan pencegahan lahirnya balita stunting melalui pendampingan keluarga berisiko stunting. Sehingga siklus terjadinya stunting dapat dicegah dengan perlu adanya formulasi kebijakan serta strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Sehingganya diadakannya Diseminasi Audit Kasus Stunting ini bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting.
“Untuk itu audit kasus stunting akan dilakukan melalui empat kegiatan, yaitu pembentukan tim audit, pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga, diseminasi, dan terakhir tindak lanjut,” kuncinya. (*)