Hasil Diskusi, Banyak Santri Ingin Menjadi Personel Polisi 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri undangan dari Pesantren Syubbanul Wathon, Jawa Tengah. (Foto: Ist)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri undangan dari Pesantren Syubbanul Wathon, Jawa Tengah. (Foto: Ist)

NUSANTARA1.ID – Menghadiri undangan dari Pesantren Syubbanul Wathon, Jawa Tengah, Sabtu (20/5), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan jika banyak santri yang ingin bergabung dengan Kepolisian. Itu terungkap melalui diskusi dengan santri dan disambut baik keinginan tersebut. 

“Jadi banyak hal yang tadi kita diskusikan. Termasuk banyak santri yang ingin menjadi polisi dan kita sangat gembira,” ucap Sigit. 

Sigit menyebut, dengan bergabungnya santri sebagai personel kepolisian, maka sejalan dengan program Polri terkait pengembangan SDM unggul, memberikan pelayanan terbaik, serta mewujudkan polri yang dicintai dan dekat dengan seluruh masyarakat Indonesia. 

Bacaan Lainnya

“Santri-santri yang memiliki kemampuan dalam hal agama, tentunya kita tidak diragukan lagi. Ini akan memperkuat pengembangan SDM unggul yang ada di Kepolisian. Dan juga saat berinteraksi dengan masyarakat, saat ini khususnya kita terus mendorong dan mengembangkan untuk terus-menerus bisa semakin melayani, semakin dekat dengan masyarakat,” papar Sigit.

Sementara itu, Sigit juga tidak lupa mensosialisasikan kepada seluruh santri untuk mewaspadai penyebaran informasi palsu maupun black campaign khususnya di media sosial (medsos) ketika memasuki tahun politik saat Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024. Imbauan itu diperlukan untuk menghindari terjadinya potensi perpecahan bangsa. 

“Oleh karena itu tentunya kita mengingatkan kepada seluruh masyarakat, khususnya para santri untuk betul-betul berhati-hati. Jadi saring sebelum sharing. Sehingga kemudian hal-hal yang bisa memecah belah bangsa, memecah belah persatuan itu harus dihindari,” tutur Sigit. 

Terkait pesta demokrasi, Sigit mengingatkan, siapapun pilihan pemimpinnya kedepan, menjaga serta mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, adalah harga mati. 

“Tentunya siapapun pemimpinnya. Sekali lagi, siapapun pemimpinnya, yang namanya persatuan dan kesatuan di atas segalanya. Karena siapapun pemimpinnya membutuhkan persatuan dan kesatuan masyarakat, persatuan dan kesatuan bangsa, untuk menjalankan program-program nasional kedepan. Serta, menghadapi tantangan global yang penuh ketidakpastian,” kata Sigit menegaskan. 

Disisi lain, Sigit menyampaikan, Polri telah membentuk tim dan bersinergi dengan seluruh pihak untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau hoaks di saat Pemilu 2024. 

“Tentunya kita telah membentuk tim dan tadi juga kita akan kerjasama dengan RMI untuk memantau terhadap potensi-potensi hoaks yang ada. Kita juga kerja sama dengan Kominfo untuk kemudian mengambil langkah-langkah terkait hal-hal seperti itu,” tutup Sigit. (*)

Rilis

Pos terkait