Rp 10 Ribu Per Porsi Tak Cukup untuk ‘Makanan Bergizi Gratis’

NUSANTARA1.ID – Program popilus Presiden Prabowo Subianto, tentang ‘Makanan Bergizi Gratis’, nampaknya menuai foro tadi orang tua siswa. Betapa tidak, nilai per porsi hanya dibanderol Rp 10 rupiah. 

Hasil wawancara Nusantara1.id ke sujumlah orang tua siswa, menuai tanggapan beragam. Mereka menilai bahwa anggaran tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa secara optimal.

Sarwin Pakaya, orang tua siswa di MAN 1 Limboto, mengatakan bahwa program ini sudah baik, tetapi anggaran Rp 10 ribu terlalu kecil untuk makanan bergizi lengkap. 

Bacaan Lainnya

“Untuk nasi, sayur dan lauk mungkin cukup. Tetapi anak-anak juga membutuhkan tambahan gizi seperti buah atau susu agar energinya terpenuhi,” ujarnya, Selasa (3/12).

Ida Ismail, orang tua siswa di SDN 2 Telaga Biru, juga menyampaikan hal serupa. Ia menilai bahwa kenaikan harga bahan makanan membuat menu dengan anggaran Rp 10 ribu seringkali kurang variatif.

“Anak-anak yang aktif butuh makanan bergizi lebih lengkap, sementara program ini masih terbatas pada menu sederhana,” ungkapnya.

Wisran I. Rudin, orang tua siswa di SDN 4 Kwandang, menyatakan keprihatinannya terhadap program ini.

“Harapannya program ini bukan hanya tentang anggaran, tetapi juga tentang kualitas menu yang disajikan. Anak-anak kita butuh nutrisi lebih untuk mendukung aktivitas belajar mereka,” katanya.

Para orang tua berharap pemerintah dan pihak sekolah dapat mengevaluasi dan meningkatkan anggaran program ini agar kebutuhan gizi siswa terpenuhi secara lebih optimal.

Respon serupa juga muncul dari orang tua siswa di Kota Gorontalo, Sri Febrianti, menilai program ini ideal untuk membantu pemenuhan gizi anak-anak. Namun, ia mempertanyakan apakah dana sebesar itu cukup untuk menyediakan makanan bergizi sesuai kebutuhan.  

“Dengan biaya Rp 10 ribu, menjadi pertanyaan bagaimana caranya melengkapi gizi makanan untuk anak,” katanya.

Ia berharap, jika program ini setelah percobaan, pelaksanaannya dapat dilakukan secara optimal agar benar-benar bermanfaat bagi anak-anak.  

Tanggapan juga datang dari, Nelawati, orang tua siswa kelas 5 SD di Kota Gorontalo. Dirinya mengungkapkan bahwa pemenuhan gizi dengan anggaran tersebut mungkin bisa dilakukan, tetapi ada kemungkinan porsi makanan akan menjadi lebih kecil atau komponen tertentu diganti.  

“Kayaknya bisa, tapi porsinya kecil, atau ada saja yang akan diganti. Tapi tetap tujuannya sama, yaitu memenuhi gizi anak,” katanya.

Sementara itu, Sisk, juga orang tua siswa lainnya, menilai bahwa makanan bergizi idealnya mencakup makanan pokok, susu dan buah.

Menurutnya, implementasi program ini di Gorontalo masih menghadapi tantangan, mengingat perbedaan bahan pokok dan tingkat pendapatan daerah dengan pusat.  

“Kalau ingin 4 sehat, 5 sempurna, harus ada makanan berat, susu dan buah. Tapi pelaksanaannya masih butuh waktu untuk bisa mencapai level maksimal di Gorontalo,” ujar Siska.  

Para orang tua berharap program ini benar-benar mampu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah dasar di Gorontalo. Terutama jika pelaksanaan dilakukan dengan perencanaan yang matang. (*)

 

Penulis: Nurckholis Muhamad / Fikar Buntuan

Pos terkait